Pembelajaran untuk meningkatkan mutu 
pendidikan akhir-akhir ini digalakkan oleh pemerintah dengan 
memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT). Pemanfaatan
 ICT ini secara umum bertujuan menghubungkan murid-murid dengan jaringan
 pengetahuan dan informasi. 
Selain itu mengembangkan sikap 
dan kemampuan murid-murid untuk belajar sepanjang hidup (life-long 
education), meningkatkan kinerja guru dalam bidang ICT. Pada akhirnya 
akan mengubah sekolah menjadi institusi pembelajaran yang kreatif dan 
dinamis dengan menjadikan murid-murid sebagai pembelajar yang lebih 
termotivasi, selalu ingin tahu, dan kreatif.
Hal-hal yang perlu dilakukan 
dalam rangka pemanfaatan ICT ini adalah dengan menyediakan prasarana dan
 fasilitas TIK untuk murid dan guru yang memungkinkan mereka mengakses 
informasi, mendorong pemain kunci dalam sistem sekolah dalam menjalankan
 peran baru mereka. Di samping itu juga, sekolah mengintegrasikan TIK 
dalam pendidikan sekolah melalui kurikulum yang sesuai dan dukungan 
sumberdaya dan mendorong tumbuhnya lingkungan berbasis komunitas yang 
kondusif terhadap manajemen perubahan.
Perkembangan ICT di dunia sangat 
cepat, dari waktu ke waktu. Perkembangan ICT tersebut tentunya merupakan
 potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Teknologi informasi 
menyimpan informasi tentang segala hal yang tak terbatas, yang dapat 
digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan yang tidak lagi 
dibatasi oleh ruang dan waktu.
Adapun beberapa contoh penerapan pembelajaran berbasis ICT yang dapat dilakukan oleh pendidik sekolah dasar :
1.  Penggunaan Jaringan Komputer untuk Pembelajaran (E-Learning)
E-learning
 merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang 
pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Melalui e-learning belajar tidak 
lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja 
dan dimana saja. Belajar mandiri berbasis kreativitas siswa yang 
dilakukan melalui e-learning mendorong siswa untuk melakukan analisa dan
 sintesa pengetahuan, menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi, 
menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Siswa 
dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas yang 
dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar melalui e-learning 
diantaranya : e-book, e-library, interaksi dengan pakar, emaill, 
mailling list, News group, dan lain-lain.
2.  Teknologi Informasi untuk Media Pembelajaran
Penerapakan
 ICT dalam pembelajaran salah satunya adalah penggunaan media 
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas kemampuan siswa. Untuk 
hasil yang optimal pembelajaran harus menyenangkan dan merangsang 
imajinasi serta kreativitas siswa. Penggunaan multi metoda dan multi 
media sangat membantu untuk meningkatkan hasil belajar. Teknologi 
informasi dengan teknologi audio visual mengahasilkan fitur-fitur baru 
yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Pembelajaran berbasis multi 
media (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara dan video) dapat 
menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan 
memudahkan penyampaian.
Salah satu pelajaran yang memanfaatkan teknologi ICT adalah pelajaran matematika, karena pelajaran matematika merupakan pelajaran yang melatih logika berpikir, sehingga siswa diharapkan dapat menggunakan dan mengaplikasikannya dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pelajaran yang lain. 
 Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1991, h. 637) matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Sedangkan menurut Jujun S. Suriasumantri (1982, h. 191) matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial, baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya, tanpa itu matematika hanya sebuah kumpulan rumus-rumus yang mati.
 Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, tujuan Mata Pelajaran Matematika adalah:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Lebih jauh, dalam Permendiknas dinyatakan bahwa: “Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.”
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Lebih jauh, dalam Permendiknas dinyatakan bahwa: “Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.”
 ICT dalam Pembelajaran Matematika 
Pemanfaatan ICT sebagai media pembelajaran diamanatkan oleh UUD 1945 hasil amandemen. Meski demikian, perlu memperhatikan berbagai hal agar penggunaan ICT efektif mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sifat matematika telah berubah banyak karena ketersediaan ICT.
Menggunakan ICT dapat membantu siswa untuk: akses, pilih dan menginterpretasikan informasi; mengenali pola, hubungan dan perilaku; evaluasi secara cepat dan akurat sehingga anak bisa langsung memperbaikinya; meningkatkan efisiensi; menjadi kreatif dan mengambil risiko; memperoleh kepercayaan diri dan kemandirian.
Ketersediaan ICT juga berdampak pada bagaimana siswa belajar matematika karena dapat memungkinkan siswa untuk: melakukan percobaan dan belajar dari umpan balik; berpikir logis dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; mengamati, mengeksplorasi dan menjelaskan pola dalam jumlah, bentuk dan data; membuat dan menguji hipotesis dan prediksi, yang dapat didasarkan pada data dalam jumlah besar; membuat generalisasi yang dapat didasarkan pada bukti-bukti eksperimental; mengembangkan kosa kata matematika dan bahasa.
Guru harus memilih atau membuat tugas-tugas matematika dengan menggunakan tampilan gambar yang menarik, bervariasi, merangsang rasa ingin tahu. Guru juga dapat menggunakan media lainnya seperti kalkulator, papan tulis interaktif dan alat bantu audiovisual lainnya, bersama-sama dengan berbagai paket perangkat lunak. Internet juga dapat digunakan untuk merancang tugas-tugas belajar yang efektif, seperti simulasi problem-solving.
ICT juga dapat merangsang seluruh kegiatan kelas dan dapat mempengaruhi cara guru dalam mengajarkan topic tertentu, seperti dalam mengenalkan konsep matematika..Meskipun menggunakan ICT tetapi peralatan tulis menulis tetap digunakan.
Menurut hasil penelitian Becta 2002, ditemukan bahwa dampak penggunaan ICT dalam pembelajaran matematika anak usia dini, sebagai berikut:
Menggunakan ICT dapat membantu siswa untuk: akses, pilih dan menginterpretasikan informasi; mengenali pola, hubungan dan perilaku; evaluasi secara cepat dan akurat sehingga anak bisa langsung memperbaikinya; meningkatkan efisiensi; menjadi kreatif dan mengambil risiko; memperoleh kepercayaan diri dan kemandirian.
Ketersediaan ICT juga berdampak pada bagaimana siswa belajar matematika karena dapat memungkinkan siswa untuk: melakukan percobaan dan belajar dari umpan balik; berpikir logis dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; mengamati, mengeksplorasi dan menjelaskan pola dalam jumlah, bentuk dan data; membuat dan menguji hipotesis dan prediksi, yang dapat didasarkan pada data dalam jumlah besar; membuat generalisasi yang dapat didasarkan pada bukti-bukti eksperimental; mengembangkan kosa kata matematika dan bahasa.
Guru harus memilih atau membuat tugas-tugas matematika dengan menggunakan tampilan gambar yang menarik, bervariasi, merangsang rasa ingin tahu. Guru juga dapat menggunakan media lainnya seperti kalkulator, papan tulis interaktif dan alat bantu audiovisual lainnya, bersama-sama dengan berbagai paket perangkat lunak. Internet juga dapat digunakan untuk merancang tugas-tugas belajar yang efektif, seperti simulasi problem-solving.
ICT juga dapat merangsang seluruh kegiatan kelas dan dapat mempengaruhi cara guru dalam mengajarkan topic tertentu, seperti dalam mengenalkan konsep matematika..Meskipun menggunakan ICT tetapi peralatan tulis menulis tetap digunakan.
Menurut hasil penelitian Becta 2002, ditemukan bahwa dampak penggunaan ICT dalam pembelajaran matematika anak usia dini, sebagai berikut:
1) Konsentrasi - ini dicirikan oleh perhatian yang mengarahkan anak untuk suatu aktivitas, 
2) Energi - Seorang anak akan menginvestasikan banyak energi dan aktivitas, mereka bersemangat dan terangsang, 
3) Kompleksitas dan Kreativitas - mereka akan berusaha paling keras mereka untuk memecahkan masalah. Mereka menjadi yang paling kreatif,
 4) Ekspresi wajah dan Posture - tanda nonverbal sangat penting dalam menilai bagaimana melibatkan anak, 5) Kegigihan - durasi ini adalah bahwa seorang anak akan bertahan pada suatu aktivitas. Hal ini sangat penting sebagai anak-anak dalam penelitian ini bertahan dan kurang mudah dialihkan dari suatu aktivitas,
 6) Precision - Terlibat anak-anak menunjukkan perawatan khusus untuk pekerjaan mereka dan perhatian terhadap detail, 
7) Waktu reaksi - anak-anak siaga dan siap untuk bereaksi cepat terhadap rangsangan, 
8) Bahasa - ini ditandai oleh komentar-komentar anak-anak mengatakan selama atau setelah kegiatan misalnya mereka mengatakan mereka menikmatinya, 
9) Kepuasan - Anak-anak akan menampilkan perasaan puas dengan prestasi mereka.
 Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran matematika memang dapat menarik dan meningkatkan motivasi belajar anak, khususnya ketika anak belajar tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan matematika. Akan tetapi orang tua dan guru tetap cermat dalam memilih program-program yang disajikan melalui website yang terdapat di internet. Selain itu juga orang tua dan guru harus tetap waspada terhadap perangkat keras yang digunakan misalnya komputer, hal ini dikarenakan komputer memiliki efek negatif seperti radiasi apabila digunakan secara terus-menerus tanpa batas. Pendampingan mutlak diperlukan agar dapat meminimalisir dampak negatif yang ditularkan melalui media tersebut.







 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar