Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa(student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
Ada banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif tersebut mampu memasuki mainstream (kelaziman) praktek pendidikan. Selain bukti bukti nyata tentang keberhasilan pendekatan ini, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari pentingnya para siswa berpikir, memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan keahlian. Walaupun memang pendekatan ini akan berjalan baik di kelas yang kemampuannya merata, namun sebenarnya kelas dengan kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan pendekatan ini. Karena dengan mencampurkan para siswa dengan kemampuan yang beragam tersebut, maka siswa yang kurang akan sangat terbantu dan termotivasi siswa yang lebih. Demikian juga siswa yang lebih akan semakin terasah pemahamannya.
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah :
a. setiap anggota memiliki peran
b. terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman teman sekelompoknya
d. guru membantu mengembangkan keterampilan keterampilan interpersonal kelompok
e. guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana yang dikemukakan Slavin(1995), yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya :
1. Student Team Achievement Division (STAD)
2. Jigsaw
3. Group Investigation (GI)
4. Rotating Trio Exchange
5. Group Resume
Dari berbagai model pembelajaran tersebut yang banyak dikembangkan adalah model STAD dan Jigsaw.
Ada banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif tersebut mampu memasuki mainstream (kelaziman) praktek pendidikan. Selain bukti bukti nyata tentang keberhasilan pendekatan ini, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari pentingnya para siswa berpikir, memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan keahlian. Walaupun memang pendekatan ini akan berjalan baik di kelas yang kemampuannya merata, namun sebenarnya kelas dengan kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan pendekatan ini. Karena dengan mencampurkan para siswa dengan kemampuan yang beragam tersebut, maka siswa yang kurang akan sangat terbantu dan termotivasi siswa yang lebih. Demikian juga siswa yang lebih akan semakin terasah pemahamannya.
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah :
a. setiap anggota memiliki peran
b. terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman teman sekelompoknya
d. guru membantu mengembangkan keterampilan keterampilan interpersonal kelompok
e. guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana yang dikemukakan Slavin(1995), yaitu penghargaan kelompok, pertanggung jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya :
1. Student Team Achievement Division (STAD)
2. Jigsaw
3. Group Investigation (GI)
4. Rotating Trio Exchange
5. Group Resume
Dari berbagai model pembelajaran tersebut yang banyak dikembangkan adalah model STAD dan Jigsaw.